Jumat, 18 April 2008

GURU KENCING BERDIRI KARENA KEPALA SEKOLAH KENCING ANGKAT SATU KAKI

Oleh : R.A. Hartyanto

Pepatah Tionghoa mengatakan “menyapu lantai tangga harus dari atas,” mengapa? Tentu saja karena bagian bawah selalu mendapat cipratan kotoran dari bagian atas, sedangkan bagian bawah tidak akan mampu menciprati bagian atas. Seperti halnya di sekolah, saat ini para guru sedang giat-giatnya melakukan inovasi, berbagai macam cara dan berbagai macam gaya dikaji, dipelajari, dan diterapkan. Siswa senang, tapi mengapa kualitas hasil belajar masih kurang? Ternyata karena kurang seimbang. Seperti judul diatas, KENCING ANGKAT SATU KAKI maka yang terjadi adalah oleng ke kanan oleng ke kiri. Ketidakseimbangan sistem pembelajaran di sekolah terjadi ketika para guru sibuk berinovasi sendiri-sendiri tanpa ada koneksi yang menjembatani antara guru yang satu dengan guru yang lain, terlebih antara guru mata pelajaran yang satu dengan guru mata pelajaran yang lain. Dalam hal ini yang harusnya mengambil peranan sebagai jembatan adalah kepala sekolah, ia sebagai pemimpin, panutan, dan anjungan sekolah. Segala upaya inovasi yang dilakukan guru memang tidak mampu mempengaruhi aktivitas kepala sekolah tetapi bila inovasi sendiri dilakukan oleh kepala sekolah maka sudah tentu akan mempengaruhi kinerja guru. Logikanya adalah murid diajar guru, sedang guru diajar kepala sekolah (meski ada yang mengatakan sekarang ini “murid belajar sendiri sedang guru hanya menemani”, lalu Kepala Sekolah ngapain?).

Terbukti ketika ada uji sertifikasi guru, banyak diantara peserta yang tidak lulus adalah mereka yang berpangkat Kepala Sekolah. Alasannya, mereka sudah bertahun-tahun tidak mengajar, hanya berkutat dengan masalah administrasi sekolah, mengurusi RAPBS, tanda tangan dan menghadiri undangan rapat di kantor Diknas. Padahal, mereka seharusnya bisa menjadi bukan hanya guru yang handal bagi guru-guru pengajar di sekolah, tetapi juga harus bisa menjadi motivator yang ulung bagi siswa, guru, dan orang-orang di sekitarnya. Bila seorang guru mata pelajaran mampu berinovasi dalam mata pelajaran yang ia kuasai maka seorang kepala sekolah harus mampu berinovasi dalam setiap mata pelajaran. Bila seorang Kepala Sekolah mampu mengatur kinerja guru-guru di Sekolah yang ia pimpin maka sepatutnya bila terjalin komunikasi yang baik antar anggota masyarakat sekolah. Ibarat sebuat halaman blog, maka Kepala Sekolah adalah alamat blognya sedangkan guru adalah setiap tulisan yang telah diposting di dalam blog tersebut, dan Siswa? Siswa adalah pengunjung setia yang selalu mendapat manfaat dari setiap catatan dan tulisan-tulisan yang selalu up date diposting. Melihat tugas serta tuntutan yang harus diemban oleh seorang Kepala Sekolah memang berat, tetapi apakah itu akan menjadi alasan bagi seorang Kepala Sekolah untuk tetap menjadi batu padat pada aliran sungai yang tenang?