Sabtu, 16 Mei 2009

PAK ROKHMAD GURU BAHASA: SAYA MENCIPTAKAN SENDIRI PENGALAMAN BERKESAN UNTUK SISWA


*.r.a.hartyanto


Pertemuan pertama Pak Rokhmad mengajar, dia mendapat tantangan besar, dia mendapati seorang siswa dengan tatapan mata sinis, dan senyum kecut meremehkan. Pak Rokhmad tahu siswa itu sedang melecehkannya meski dalam hati.

Pertemuan kedua, masih dengan siswa yang sama. Kali ini dia tidak mau menulis dan tidak mengindahkan setiap arahan yang diberikan, apalagi penjelasan.

Pertemuan ketiga, Pak Rokhmad benar-benar gerah. Siswa yang sama semakin tidak menanggapi keberadaannya di dalam kelas, siswa tadi justru ongkang-ongkang kaki bersiul ke arah jendela. Pak Rokhmad sebisa mungkin tersenyum... masih tersenyum...

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Pak Rokhmad mengendarai motornya pelan, menikmati semilir angin sepoi, tetapi dari arah belakang terdengar gaung bunyi knalpot motor yang teramat keras memekakkan telinga, Pak Rokhmad baru sadar dia telah diasapi siswanya sendiri. Siswa yang sama, yang telah meremehkannya.

Pertemuan keempat, Pak Rokhmad tidak mau mengajar, dia tidak masuk kelas. Dia mondar-mandir di depan ruang guru, mencari cara untuk membuat perhitungan. “Hmmm...Air beriak tanda tak dalam!” kata Pak Rokhmad dalam hati.

Kemudian Pak Rokhmad bergegas pergi, dia sedang merencanakan sesuatu.

Pertemuan kelima, HARI PEMBALASAN

Pak Rokhmad tidak banyak memberikan penjelasan, dia hanya memberi tugas siswa-siswanya untuk menuliskan pengalaman berkesan yang pernah dialami. Sampai jam pelajaran selesai belum ada siswa yang dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sampai akhirnya terpaksa tugas dilanjutkan di rumah. Pak Rokhmad hanya tersenyum simpul seperti punya rencana licik.

Sepulang sekolah, Pak Rokhmad menunggu dari kejauhan, memperhatikan targetnya keluar dari tempat parkir. Masih dengan kebiasaannya, membetot gasnya penuh dan memainkan bunyi knalpotnya keras-keras. Lalu-lintas tampak ramai sehingga motor terpaksa berjalan pelan, tetapi tidak dengan siswa incaran Pak Rokhmad, suara keras knalpot motornya tetap dimainkan. Di sebelahnya, seperti seorang pensiunan tentara mulai terganggu dengan bunyi knalpot motor yang memekakkan telinga. Lelaki paruh baya bertubuh gempal tadi memicingkan mata dan mengirim sebuah tendangan cukup keras ke arah motor siswa incaran Pak Rokhmad. Motornya terguling, sementara lelaki itu memarkir motornya sendiri dan mendekati siswa tadi, dengan geram ditariknya kerah baju siswa kemudian tangan gempalnya mengayunkan pukulan keras. Namun, dari arah berlawanan Pak Rokhmad menepis tangan gempal lelaki tadi dan menahan pukulan yang hampir mengenai siswanya. Dengan kerlingan mata kirinya, Pak Rokhmad seakan meluluhkan amarah lelaki tadi, lelaki itu melepaskan kerah baju yang digenggamnya dan sambil memaki-maki siswa yang mulai ketakutan kemudian meninggalkan keributan.

Dengan tenang Pak Rokhmad membantu siswanya mengangkat motornya yang terguling, siswa yang biasanya nampak angkuh kini benar-benar seperti telah digembosi besar kepalanya. Nyalinya benar-benar menciut...”Kali lain tidak perlu seperti itu lagi, karena nasib baik tidak pernah datang dua kali... pulanglah.. motormu tidak rusak parah” Pak Rokhmad mencoba menenangkan siswanya yang masih terlihat ketakutan. Pak Rokhmad hanya terdiam, tertawa saja dalam hati.. tertawa keras... sekeras bunyi knalpot siswanya.

Selama perjalanan pulang Pak Rokhmad terus tersenyum memikirkan kejadian tadi, memikirkan siswanya yang mungkin saat ini benar-benar sedang ketakutan, dan tidak pernah tahu jika lelaki bertubuh gempal tadi memang seorang kawan Pak Rokhmad yang sengaja telah dimintai tolong untuk terlibat dalam rencana pembalasan tadi. Pantas saja jika hanya dengan kerlingan mata saja bisa membuat lelaki tadi tiba-tiba melepaskan pegangannya. Ternyata semua itu memang sudah disengaja, diskenario dengan baik dan sempurna oleh Pak Rokhmad Guru Bahasa.

Pertemuan selanjutnya, waktunya mengumpulkan tugas, semua siswa mengumpulkan tugasnya. Terakhir, tampak siswa yang biasanya terlihat angkuh itu menjulurkan kertas tugasnya, “Terimakasih Pak...” kata siswa tadi sambil tertunduk malu. Pak Rokhmad membaca hasil pekerjaannya:


PENGALAMAN BERKESAN YANG TAK TERLUPAKAN


Seorang guru telah menyelamatkanku dari tamparan seorang pensiunan tentara. Saat itu lalu-lintas begitu padat, hingga membuat .....................

.............................................................................

....................................................................

Dst.


Pak Rokhmad tersenyum, sejak saat itu tidak ditemuinya lagi siswanya yang angkuh dan suka meremehkan orang lain, dia justru seperti mendapat siswa baru, seorang siswa yang dengan perasaan bersalahnya kini dapat menjadi teladan di dalam kelas. Siswa yang tidak pernah tahu bahwa dia telah dikerjai gurunya sendiri...


-SEKIAN-

Tidak ada komentar: