Kamis, 20 Maret 2008

Berbagai Sudut Pandang Cerpen "Pelajaran Mengarang"

Pelajaran Mengarang” karya Seno Gumira Ajidarma

dari Berbagai Sudut Pandang

oleh : R.A. Hartyanto


  1. Feminisme pada tokoh “Mama”.

Tokoh “Mama” disini sebenarnya digambarkan sebagai sosok ibu yang baik, yang menyayangi anak gadisnya. Meskipun profesinya sebagai seorang pelacur, namun dapat dilihat bahwa sesungguhnya tokoh “Mama” membenci laki-laki. Ini terbukti ketika Sandra bertanya pada mamanya apakah dia memiliki seorang ayah, kemudian tokoh “Mama” menjawab ;

Tentu saja punya anak setan ! Tapi tidak jelas siapa ! Dan kalaupun jelas siapa, belum tentu ia mau jadi Papa kamu ! Jelas ? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang Papa ! Taik kucing dengan Papa !”(halaman 1)

Makian-makian yang dilontarkan disini jelas menggambarkan seakan-akan profesinya sebagai pelacur adalah sebagai bentuk penolakan dirinya yang sebelumnya mengalami trauma seksual (pernah diperkosa), bukan atas kehendak sendiri.

Tokoh “Mama” juga selalu memanggil anaknya dengan sebutan “Anak setan”. Ini bukan wujud kebencian ibu kepada seorang anak, karena kata-kata “setan” di sini sebenarnya menunjuk pada lelaki, ayah dari anak gadisnya, juga lain jenis yang dirasa telah menghancurkan hidupnya .


  1. Narsisme pada tokoh “Ibu Guru Tuti”

Ibu Guru Tuti yang belum berkeluarga (halaman 4), hanya sempat memeriksa separuh dari tumpukan karangan muridnya namun sudah mengambil kesimpulan bahwa murid-muridnya mengalami masa kana-kanak yang indah. Ego keakuan disini dialami oleh Ibu guru Tuti yang mungkin disebabkan karena latar belakang keluarganya yang baik-baik saja, atau karena ibu guru Tuti belum pernah mengalami perasaan seperti yang dirasakan oleh Sandra.


Tidak ada komentar: