Kamis, 20 Maret 2008

Script "Sahabat Matahari"

SAHABAT MATAHARI

Sebuah Film Karya R.A. Hartyanto



PARA PEMAIN :


Yanti : Agnes Monica

Ferry : Dirly Indonesian Idol

Ayah : Helmi Yahya

Bunda : Alya Rohali

Tasya : Natasha Almaeda


ORIGINAL SOUNDTRACK :


Dan Tak Mungkin”

Agnes Monica


Kamu Kamulah Surgaku”

The Rock feat Ahmad Dhani


Vocalizing”

Gita Gutawa


Surrender”

Andra & The Backbone



IDE CERITA :

Cinta dan persahabatan, dari yang kekal hingga takkan pernah terlupakan.



INTI CERITA :

Cinta sepasang sahabat yang diredam oleh rasa takut bahwa suatu hari salah satunya akan meninggalkan salah satu yang lain. Hingga akhirnya matahari menjadi saksi dan ajal menjadi pengiring salah satunya untuk pergi.



SINOPSIS :

Yanti hidup di tengah-tengah keluarga yang harmonis, dia memiliki ayah, ibu, adik, dan seorang sahabat yang sangat menyayanginya. Kanker otak yang diderita membuat Yanti memandang hidup sebagai suatu anugerah yang harus dijalani dengan indah, dengan senyum lebar meski harus menahan sakit yang hebat.

Ferry adalah sahabat Yanti, keduanya saling menyayangi hingga kemudian benih-benih cinta muncul diantara keduanya, namun Yanti selalu berusaha untuk meredam perasaannya karena dia tahu hidupnya cukup singkat untuk bisa mencintai dan dicintai Ferry. Oleh karena itu Yanti lebih memilih untuk menjadi sahabat paling indah bagi Ferry, begitupun sebaliknya. Sehari sebelum menjalani operasi, Yanti mulai bertingkah aneh. Yanti mulai kehilangan keyakinan untuk bisa melewati operasinya, dia mulai berpikir tentang kematian. Kematian yang harus dihadapi sebagai resiko atas penyakit yang dideritanya.

Yanti meninggal dunia setelah mengalami pendarahan sesaat setelah operasi. Ferry sangat terpukul dengan kepergian Yanti karena pada saat bersamaan Ferry membaca surat wasiat peninggalan Yanti yang berisi rahasia-rahasia kecil tentang seluruh perasaannya selama menjalani hidup yang cukup singkat. Ferry merasakannya, cinta yang kekal dan persahabatan yang takkan pernah terlupakan.


PLOT LINE :

  1. Hidup bersama orang-orang tersayang

Yanti hidup diantara orang-orang yang manyayanginya. Keluarga yang harmonis ; ayah, ibu dan adiknya yang lucu serta Ferry, sahabat yang selalu setia menemani.

  1. Keyakinan pudar bersama senja

Yanti kehilangan keyakinan untuk bisa melalui operasinya. Yanti mulai berpikir tentang kematian

  1. Cinta yang kekal dan persahabatan yang tak terlupakan

Yanti meninggal dunia sesaat setelah operasi, Ferry yang membaca surat wasiat Yanti sangat terpukul karena mengetahui rahasia tentang perasaan yang selama ini dipendam oleh Yanti.


TREATMENT :

  1. Hidup bersama orang-orang tersayang

    1. Yanti memiliki kebiasaan selalu menyapa matahari pada pagi hari.

    2. Yanti mendapati rambutnya yang rontok semakin banyak.

    3. Ayah dan Ibu melarang Yanti pergi ke kampus karena besok dia akan menjalani operasi

  2. Keyakinan pudar bersama senja

    1. Yanti menyembunyikan perasaan cintanya pada Ferry

    2. Yanti mengenang memori indah bersama orang-orang tersayang yang mungkin akan ditinggalkannya.

    3. Yanti kehilangan keyakinan untuk bisa melalui operasi yang harus dihadapinya.

  3. Cinta yang kekal dan persahabatan yang tak terlupakan.

    1. Yanti meninggal dunia sesaat setelah operasi selesai.

    2. Ferry membaca surat wasiat yang ditulis Yanti dan mengetahui rahasia-rahasia yang selama ini tidak pernah diketahui dari sahabatnya itu.

    3. Ferry menangis di peristirahatan Yanti yang terakhir.
































SKENARIO:


EXT. MONTAGE DI PERUMAHAN / BALKON KAMAR – PAGI

Langit gelap berangsur terang seiring bergesernya awan dan munculnya matahari (fast motion).


Pagi di sebuah perumahan.


Embun yang menetes pada daun di taman rumah.


Jam weker berdering lama membangunkan Yanti dari tidur.


Perlahan Yanti membuka tirai jendela, membiarkan cahaya matahari pagi menembus tiap sudut kamar. Pintu jendela didorong lebar-lebar dan dikeluarkannya tubuh mungil itu hingga dia bisa keluar menuju balkon di depan kamarnya. Yanti berteriak lantang sambil membentangkan kedua tangan menghadap arah terbitnya matahari.


YANTI

Selamat pagi matahari. Pagi ini begitu cerah dan aku bersyukur masih diijinkan untuk menjumpaimu lagi hari ini. Semoga kamu juga tidak akan dan tidak pernah bosan menemaniku menjalani hari-hari yang kadang sangat melelahkan ini. Terimakasih matahari, aku menyayangimu. Sampaikan salamku kepada semua orang yang kau temui hari ini…mmuachhh!!!


FREEZE : Yanti membentangkan kedua tangan.

TITLE : SAHABAT MATAHARI

CUT IN TO


EXT. BALKON KAMAR – PAGI

Yanti menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara sebanyak-banyaknya saat angin semilir mulai menerbangkan rambutnya yang acak-acakan dan dengan jari-jarinya dia berusaha meluruskan kembali.


YANTI (V.O)

Hidup memang terlalu indah untuk dilalui tanpa apa-apa, meski aku tidak pernah tahu seberapa jauh aku bisa bertahan. Dan seberapa lama aku bisa berada disini, tetap jadi misteri... atau mungkin sudah tidak lama lagi ?


Yanti mendapati rambut rontok di jarinya semakin banyak.


Suara klakson motor membubarkan lamunan Yanti


INSERT : Ferry yang sudah rapi membunyikan klakson motor di depan rumah.


Yanti berusaha kembali tersenyum saat dilihatnya di bawah sudah ada Ferry dan motor warna hitam kesayangannya bersiap-siap di balik pagar.


INSERT : Ferry memainkan kaca spion motornya, memantulkan cahaya matahari yang menyilaukan kearah Yanti.


FERRY

Hehh..Non, Ini sudah jam berapa ? kamu mau ke kampus tidak ?


YANTI

Seperti biasa Fer, tunggu aku setengah jam lagi ya !


FERRY

Dasar perempuan !


INT. TANGGA RUANG MAKAN - PAGI

Selesai mandi, cepat-cepat Yanti berlari menuruni tangga sambil menghiraukan rengekan Tasya, adiknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD merengek memohon agar diijinkan untuk memakai parfum milik kakaknya.


TASYA

Ayo dong Kak… Tasya kan ingin cantik seperti kakak.. boleh ya..?


YANTI

Pokoknya tidak boleh, Tasya masih kecil !


TASYA

Aaah... Kak Yanti pelit...


BUNDA

Eeeh... Tasya cepat sarapan, nanti terlambat loh..

Yanti mau kemana ? kamu kan harus istirahat ?


YANTI

Yanti mau ke kampus, Bunda.


AYAH

Bukankah Ayah sudah melarang kamu kuliah hari ini ? kamu harus istirahat untuk kesehatanmu besok pagi !


BUNDA

Pokoknya Bunda tidak mau dengar kondisi Yanti besok memburuk.


YANTI

Tidak Ayah, Bunda. Yanti akan semakin merasa sakit kalau aku hanya diam saja dan tidak punya kesibukan. Ayah-Bunda tenang saja, Yanti cuma sebentar kok.


AYAH

Tapi jangan salahkan Ayah kalau besok kondisimu memburuk.


YANTI

Ayah tenang saja, Yanti tahu kok apa yang harus Yanti lakukan untuk besok. Yanti berangkat dulu ya, daahh…


Yanti mencium satu persatu pipi ayah, bunda dan adiknya di ruang makan.


BUNDA

Yanti, sarapannya....


EXT. CIPUTRA ROAD - PAGI


YANTI

Aku siap Pak Sopir. Ta…rik!


Yanti duduk di jok belakang, kedua tangannya mencengkeram kuat tas ransel Ferry.




YANTI (V.O)

Ferry adalah sahabatku sejak kecil, rumahnya hanya berjarak satu blok dari rumahku. Lelaki itulah yang selama ini selalu sabar menemani, menghibur bahkan tidak jarang kubuat jengkel. Pernah suatu hari dia menjadi bingung ketika aku mengalami sakit kepala yang hebat di tengah Mall sehabis jalan-jalan. Mungkin itulah yang membuat persahabatan kami begitu dekat hingga orang lain mengira kami sepasang kekasih. Tapi aku lebih suka menganggap orang yang aku sayang sebagai sahabat daripada harus ada embel-embel pacaran dibelakangnya. Begitupula dengan Ferry, baginya aku adalah cewek terakhir yang akan dijadikannya pacar ketika sudah tidak ada lagi perempuan di dunia ini. Mendengar kata-kata itu aku pasti akan membuat tubuh lelaki itu menjadi biru-biru.


EXT. MONTAGE DI KAMPUS – SIANG

Gambar-gambar yang ditempel di majalah dinding.


Mahasiswa berkejaran di lorong kampus.


Yanti duduk di salah satu anak tangga sambil bertopang dagu.


Ferry datang mengagetkan dari belakang dan ikut duduk berdampingan.


FERRY

Heh Ti, kamu ngapain di sini ? kamu nggak ikut kuliah tadi ?


YANTI

Nggak, aku lagi pengen sendiri tadi.


FERRY

Terus ngapain kamu ke kampus ?


YANTI

Aku pengen menikmati suasana di sini, melihat orang-orang di sini.. merasakan semilir angin di sini... Eh, Fer... anterin aku ke taman yuk !


FERRY

Panas terik begini ? nggak mau ah, nanti kulitku jadi tambah gosong.


YANTI

Ah bawel... pokoknya harus...!


Yanti menarik tangan Ferry dan keduanya bergegas pergi.


EXT. TAMAN – SIANG

Yanti duduk di meja taman, sedangkan Ferry bersandar pada pohon tua.


YANTI

Fer jam berapa sekarang?


FERRY

Sudah hampir jam 12, mau apa kita kesini?


Yanti berdiri dari duduknya menuju tanah lapang yang cukup luas, menatap matahari yang berada tepat diatas kepalanya





YANTI

Lihat ! bayang-bayangku menghilang. Saat seperti inilah aku merasa lepas dari semua hal yang selalu mengikuti dan menghantuiku, meskipun mungkin hanya sebentar aku bisa sebebas ini.


Bersamaan dengan kata-kata Yanti, perlahan bayang-bayang tubuhnya kembali muncul seiring dengan condongnya matahari ke arah barat


FERRY

Terus saja kau berjemur di sana ! sampai nanti kulitmu gosong dan aku tidak bisa membedakan yang mana kamu dan yang mana bayanganmu


Mendengar jawaban itu, segera Yanti mendaratkan tiga cubitan keras dan satu pukulan di lengan Ferry


YANTI

Fer, aku takut menghadapi operasi penyakitku besok, bagaimana kalau Kanker yang ada di otakku ini tidak mau dibuang dan aku mati esok hari?


Yanti memetik bunga matahari yang ada diantara belukar. Sambil satu persatu membuangi kelopaknya


YANTI

(seperti sedang menghitung

Hidup..mati..hidup..mati..hidup..


FERRY

(memotong

Aku tidak suka kamu seperti ini, kalau kamu melakukannya lagi lebih baik aku membunuhmu lebih dulu daripada harus menunggu dioperasi.


Ferry merebut bunga matahari dari tangan Yanti.


Sepanjang perjalanan menuju tempat parkir motornya, tanpa sengaja Ferry melanjutkan hitungan kelopak bunga matahari Yanti yang belum selesai dan air mata tak terasa jatuh saat hitungannya terhenti pada hitungan kata “…mati”


FERRY

(lirih

Mati..hidup..........mati.

Nggak, ini nggak boleh terjadi !


Ferry menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Yanti yang masih tertegun dalam duduknya.


INSERT : Yanti menangis


INSERT : Bunga matahari di tangan Ferry yang terjatuh (slow motion)








INT. MONTAGE DI MOBIL MOBIL – PAGI

Yanti menyandarkan kepalanya di kaca jendela mobil, memandangi tetesan air hujan yang mengalir di kaca jendela.


Tangan kanan Yanti meremas kuat-kuat lengan kanan Ferry didepannya yang saat itu mendapat tugas menyetir.


YANTI (V.O)

matahari tidak terlihat. Ternyata ramalan cuaca yang kudengar di radio kemarin benar, hari ini hujan turun deras sejak pagi. Tapi hal itu tidak bisa menunda jadwal operasi kanker otak yang kuderita selama dua tahun terakhir.


Ayah, Bunda dan Tasya terdiam berusaha menyembunyikan kesedihan.


INSERT : Mobil memasuki area parkir rumah sakit.


INT. RUANG OPERASI – SIANG

Yanti memeluk Ayah, Bunda, dan Tasya yang menangis.


Yanti memeluk Ferry


YANTI

(pelan)

Fer, tolong ambilkan boneka matahari di atas meja belajarku ya, aku lupa membawanya tadi, aku ingin melihatnya selesai operasi nanti!


Ferry membalasnya dengan kecupan di kening Yanti, sambil memasang muka jelek, berharap mendapat senyuman disela-sela perasaan takutnya.


INT. MONTAGE DI RUANG OPERASI – SIANG

SLOW MOTION

Yanti berbaring dan memejamkan mata.


Sorot lampu operasi


Para dokter yang bersiap menggunakan masker


Ayah, Bunda, dan Tasya tertunduk cemas menunggu di kursi panjang.


YANTI (V.O)

Hari yang akan sangat melelahkan, bagiku, juga orang-orang yang berada di sekitarku. Mereka semua terlihat seperti malaikat-malaikat yang berterbangan membelaiku. Lihatlah, aku kuat ! karena aku memiliki keluarga yang sangat menyayangiku. Tolong jangan hapus memori tentang orang-orang yang aku sayang ini, aku masih ingin merasakan kasih sayang mereka untukku...


DISSOLVE TO

FLASH BACK : kenangan masa lalu Yanti

DISSOLVE TO






INT. KAMAR YANTI – SIANG

Pintu kamar terbuka perlahan.


Ferry hanya menggeleng-geleng melihat seisi kamar yang dipenuhi pernik matahari.


Boneka matahari yang dimaksud berada tergeletak diatas meja namun pandangan Ferry terhenti pada sebuah amplop putih bertuliskan “dari Yanti untuk semua.” Ferry membuka dan membaca isi amplop yang menyerupai surat wasiat itu


FERRY (V.O)

( membaca surat Yanti )

Untuk Ayah dan Bunda tersayang..

Terimakasih atas semua kasih sayang yang diberikan untuk Yanti selama ini, kalian begitu tulus menyayangi Yanti meskipun Yanti tahu ada sesuatu yang kalian sembunyikan dari Yanti selama ini, bahwa Yanti bukan anak kandung kalian? Yanti tahu, Tapi Yanti tetap bahagia karena kalian memperlakukan Yanti seperti anak kalian sendiri bahkan mungkin sampai berlebihan, karena itulah Yanti baru mengetahui semuanya pada umur Yanti yang ke-22 ini. Yang membuat Yanti sedih, mengapa Yanti baru mengetahuinya sekarang? Mungkin seandainya Yanti mengetahuinya sejak dulu, setidaknya dengan sisa umur Yanti ini, Yanti bisa berusaha membahagiakan kalian, selalu menuruti kata-kata kalian dan tidak manja seperti yang terjadi sekarang. Tapi semua sudah terjadi,, saat kalian membaca surat ini mungkin Yanti sudah ada di tempat yang jauh sekali, tapi Yanti akan selalu bahagia dan bersyukur telah memiliki kalian semua.

Untuk Tasya adikku sayang…

Maafkan kakak kalau akhir-akhir ini kakak tidak pernah mau mengalah sama Tasya. Kakak sangat sayang sama Tasya. Sepeninggal kakak, Tasya harus janji mau menjaga Ayah dan Bunda baik-baik ya ! Sekarang Tasya juga bisa pakai semua parfum dan peralatan make-up kakak, semuanya ada di laci lemari kakak, Tasya ambil sendiri ya !

Dan yang terakhir untuk Ferry..

Terimakasih sudah mau menemani jalan-jalan terakhirku kemarin. Fer, aku mau jujur mengenai kata-kataku dulu yang pernah bilang tidak akan pernah tertarik sedikitpun sama kamu, ternyata aku bohong. Aku sangat menyukaimu, hanya saja aku tidak akan pernah tega menyampaikannya karena aku tahu suatu saat aku akan meninggalkanmmu dan itu akan sangat menyedihkan untuk kamu, seperti saat ini. Tapi jangan-jangan kamu malah senang dengan kepergianku ini ya? Karena sudah tidak ada lagi orang yang akan mencubit dan memukul lenganmu, awas kamu ! Pesanku, tolong lanjutkan kebiasaanku menyapa matahari di pagi hari dan cobalah bersahabat dengan matahariku.

Aku menyayangi kalian semua...

Roosyanti..


Ferry tertegun membaca surat wasiat yang dibuat Yanti. Ternyata banyak hal yang belum sempat diketahui tentang sahabatnya itu.


Ponsel Ferry bergetar di saku celana, dan air mata yang sejak tadi terbendung dengan sendirinya mengalir setelah seseorang yang berbicara di ponselnya tadi mengabarkan bahwa Yanti telah menghembuskan nafas terakhirnya beberapa menit yang lalu ketika dia mengalami pendarahan di kepala sesaat setelah operasi selesai.


Ferry menghempaskan diri pada lemari di sebelahnya dan tak kuasa menahan tangis (slow motion).


FADE IN

EXT. KUBURAN – SORE

FADE OUT

SLOW MOTION

Setelah membaca doa ziarah, Ferry pandangi makam itu sekali lagi dan dia berbicara seakan-akan perempuan itu masih hidup dan hanya terbaring didepannya.


FLASH BACK : kenangan masa lalu bersama Yanti.


FERRY (V.O)

Aku harap kamu puas sudah membuatku menjadi sesedih ini. Satu yang ingin aku kabarkan tentang mataharimu, bahwa matahari sore ini sedang sendiri, tidak seperti bulan yang setiap malamnya selalu ada bintang menemani, mungkin yang ada hanya beberapa awan mengganggu menghalangi. Tapi matahari tetap tidak perduli, dia tidak pernah mengeluh dan merasa kesepian menjalankan tugas menyinari bunga, rumput-rumput yang ada di halaman belakang dan semua yang ada di atas bumi ini. Matahari juga masih tetap rendah hati, mau berbagi siang dengan malam sehingga selalu saja ada keseimbangan.


Ferry meletakkan setangkai bunga matahari diatas batu nisan Yanti dan melangkahkan kakinya pulang.


Tubuh Ferry semakin jauh membentuk siluet senja.


FADE IN

LAYAR HITAM

CREDIT TITLE

FADE OUT



Tidak ada komentar: