Kamis, 20 Maret 2008

Tindak Tutur dan Kerjasama Partisipan

ANALISIS UNSUR TINDAK TUTUR DAN KERJASAMA PARTISIPAN DALAM STRUKTUR PEMBENTUKAN PERCAKAPAN

oleh : R.A. Hartyanto



Analisis percakapan ialah pembahasan percakapan atas unsur-unsur pembentuknya, baik verbal maupun non verbal.

Menurut Richard (1982) ada sepuluh unsur struktur pembentukan percakapan :

  1. kerjasama partisipan

  2. tindak tutur

  3. penggalan pasangan percakapan

  4. pembukaan dan penutupan percakapan

  5. kesempatan berbicara

  6. sifat rangkaian tuturan

  7. keberlangsungan percakapan

  8. topik percakapan

  9. tata bahasa percakapan

  10. analisis alih kode


KERJASAMA PARTISIPAN

Kerjasama Partisipan adalah keterlibatan participan dalam membentuk percakapan lengkap dengan unsur yang dibutuhkannya.

Unsur-unsur kerjasama dalam percakapan (maksim) menurut Grice terbagi atas empat jenis :

  1. Maksim kuantitas

Maksim kuantitas ialah kerjasama berbentuk jawaban yang belum pasti

Contoh :

  1. - Ada niat balik lagi ?

- Kalau memang jodoh, kenapa tidak. Yang jelas, sebagai teman itu pasti. Kalau kita bisa menemukan kecocokan lagi, ya lihat ke depan nanti. Yang pasti, semua orang ingin menemukan jodohnya.

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

  1. Yang lain : Siapa lagi ?

Yang itu : Siapa lagi !!! kalau tidak si gendut ya si Jangkung !!!

  1. Maksim kualitas

Maksim kualitas ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang sesuai

Contoh :

  1. - Kabarnya, Roger merasa dimanfaatkan Shandy ?

- Nggak, sama sekali. Nggak ada yang dikeluarkan juga (tertawa)

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

  1. Nyonya : Tuan berani berapa ?

Tuan : Seratus

  1. Maksim relasi

Maksim relasi ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang belum sesuangguhnya, bergantung pada interpretasi penanya.

Contoh :

  1. - Menurut Anda, sejauh mana efektifitas kegiatan seperti ini terhadap kemajuan teknologi di Indonesia ?

- Relatif sulit untuk mengukur tingkat efektivitasnya. Yang jelas, ajang seperti ini akan merangsang kreativitas mahasiswa. Ide-ide baru yang muncul semoga dapat membawa kemajuan teknologi di Indonesia.

Ajang semacam ini dapat memunculkan ide dan kreatifitas. Semangat anak bangsa untuk melahirkan ide, menciptakan kreasi, dan mewujudkan dalam karya nyata merupakan modal yang penting yang akan membawa bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa lain yang telah maju.

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

  1. Nyonya : Bagaimana menuntut seseorang yang tidak bisa bicara lagi ?

Ponakan C : Kami punya bukti yang cukup



  1. Nyonya : Jadi dia mengakui ? apa yang diakuinya ?

Ponakan B : (Membaca kertas itu berbisik-bisik) Pokoknya, uang tanah pusaka telah diserahkan pada istrinya.

  1. Maksim cara

Maksim cara ialah kerjasama yang berbentuk jawaban yang tidak langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan.

Contoh :

  1. - Apakah Anda juga sempat ditawari masuk PBR ?

- Saya ini anggota DPD, jadi tidak boleh menjadi anggota partai politik. Kalau saya jadi anggota parpol, saya harus mundur dari DPD. Tapi kalau membantu, boleh. (tomy c.gutomo)

(Jawa Pos, Selasa 2 Mei 2006)

  1. Laras : Bagaimana saya tidak ragu ? Di desa ini, perawan mana yang tidak ingin jadi istri keduamu?

Jarkoni : Itu kan dugaan Mbakyu, Tapi kalau toh betul begitu, itu urusan mereka. Bagi saya Mbakyu adalah segalanya. Tanpa Mbakyu, hidup saya jadi hambar. Sungguh Mbakyu, aduh, gemes, gemes. Kangeeen... oh...

(Festival topeng, 2006 : 350)

  1. Laras : Kamu yakin bisa memenuhi permintaanku ?

Jarkoni : Adalah suatu kebahagiaan, bisa memenuhi permintaan orang yang saya cintai.

(Festival topeng, 2006 : 377)









TINDAK TUTUR

Tindak tutur ialah segala sesuatu yang kita lakukan dalam rangka berbicara. Selain itu, tindak tutur ialah suatu unit bahasa terkecil yang berfungsi dalam rangka berbicara

Keberagaman tindak tutur :

  1. Berdasarkan jenisnya

    1. Tindak Representatif

Tindak representatif ialah tindak dari penutur yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu seperti apa adanya.

Contoh :

    1. Sobrat : (MENGELUARKAN BIJI EMAS)

Lihat ini Rasminah, Mereka kuberi ini, biji-bijian emas sebesar biji salah maka aku bebas. Penjagamu yang di depan itu, juga kubagi semua seperti ini.

(Sobrat, 2006 : 99)

    1. Tindak Komisif

Tindak komisif ialah tuturan yang berfungsi mendorong pembicara melakukan sesuatu, seperti tindak berjanji, bernazar, bersumpah, dan sebagainya.

Contoh :

    1. Silbi : Aku tahu ini tak biasa. Tapi, bisa kalau kamu mau kembali ke sana !

Sobrat : Baik, aku mau kawin denganmu asalkan aku bisa kaya !

(Sobrat, 2006 : 70)

    1. Peang : Tidak, Kang. Ini bukan hanya persoalan Sampean, atau Mas Mitro dan Mas Blentung. Ini persoalan kita semua. Saya harus ikut. Ya nggak, Panjul ?

Panjul : Sepakat. Akur…

(Festival Topeng, 2006 : 312)


    1. Tindak Direktif

Tindak direktif ialah tuturan yang berfungsi mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu, seperti mengusulkan, memohon, mendesak, dan sebagainya.

Contoh :

    1. Yang tadi : habis nyakitin hati kan, silakan sampean kalau mau senam jantung terus menunggu-nunggu kedatangannya.

(Ciut Pas Sesak Pas, 2006 : 191)

    1. Gubil : Buka saja topengnya, buka!

Tuji : Jangan! Panitianya melihat kita. Bisa marah dia.

(Festival Topeng, 2006 : 291)

    1. Panitia : Mohon tenang Saudara-saudara. Tenang! Tertib!

(Festival Topeng, 2006 : 292)

    1. Tindak Ekspresif

Tindak ekspresif ialah tindak yang mencakup perasaan dan sikap, seperti tindak meminta maaf, berterima kasih, atau memuji pendengar.

Contoh :

  1. Kasmun : Setan semua. Kenapa kalian tidak menyusul?

Bawor : Maaf Kasmun, kami tidak jadi masuk karena takut melihat Mas Mitro marah-marah

(Festival Topeng, 2006 : 360)

  1. Satilawati : (Berasa kasihan) Maafkanlah segala perkataanku, yang kemarin itu, Kartili. Jangan dimasukkan ke dalam hati.

Kartili : (Tersenyum) Tentu tidak, Satilawati. Aku mengerti keadaanmu kemarin itu. Sekarang aku memuji kesetiaanmu terhadap Ishak. Sungguhpun telah engkau ketahui, bahwa ia...


    1. Tindak Deklaratif

Tindak deklaratif ialah tuturan yang berfungsi menetapkan, membenarkan, sesuatu tindak tutur lain.

Contoh :

1. Parmin : Lo, jangan senang dulu, jangan syukuran dulu. Kabar itu benar apa tidak ?

Sanwiradji : Eh, siapa bilang saya tidak gembira ? jelas saya gembira dong.

(Festival topeng, 2006 : 362)

2. Rektor kpl : Bagus, kalau begitu saya bisa melanjutkan pekerjaan saya

Oni : Kita lanjutkan dokter

3. Oni : Kita betul-betul orang pinggiran

  1. Berdasarkan sifat hubungannya

    1. Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur lokusi ialah tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan dengan perkataan sesuatu seperti memutuskan, mendo’akan, merestui, atau menuntut.

Contoh :

  1. Sobrat : Besok kita pulang !

(Sobrat, 2006 : 94)

  1. Bromo : Pulanglah Nak, memang Kamu harus pulang. Biarkan aku disini dalam duniaku. Tanah jawa sebenarnya kaya raya hanya aku saja yang lupa. Kamu jangan, sekali lagi jangan. (PADA DOYONG DAN SAMOLO) Kalian pulanglah juga ! jangan pernah lupa jawa, jangan pernah lupa kampung kalian, pulanglah !

(Sobrat, 2006 : 96)



    1. Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi ialah tindak tutur yang dilakukan pembicara berkaitan dengan perbuatan dalam hubungan dengan mengatakan sesuatu.

Contoh :

  1. Wahyu : Saya sendiri tidak tahu, yang jelas, kabarnya Mbah Joyo akan segera pulang, itu saja. Tuh lihat Kamto. Tanya saja sama dia. Kamto, sini dulu ! Parmin mau nanya.

(Festival Topeng, 2006 : 362)

    1. Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi ialah tindak tutur yang mengakibatkan lawan bicara bertindak sesuatu.

Contoh :

  1. Laras : (MUNCUL) Tolong…tolooong... Suami saya, suami saya… toloong… (LARAS PINGSAN)

(Festival Topeng, 2006 : 391)

  1. Berdasarkan hakikat pemakaian

    1. Tindak Tutur Sopan Santun

    2. Tindak Tutur Penghormatan

    3. Tindak Tutur tidak Menghiraukan



Tidak ada komentar: